Jumat, 31 Mei 2013

baru


Assalamualaikum dan hallo para pembaca sekalian..
Kali ini saya akan menyambung cerita sebelumnya di “air matamu”, tidak Cuma itu ada cerita baru lhoh..
Jadi baca terus ya blog saya…dan jangan lupa tinggalkan komentarnya.
Nah, salihkan selamat membaca… ^_^


Sambungan “air matamu”…
“dias.. sayang kak randa, ibu dan ayah udah meninggal saying… dias ikhlaskan ya…”
“kak..dias kangen..”
Randa hanya dapat mengenggam tangan adiknya itu, betapa ia sedih melihat adiknya amat rindu,namun apalah daya.. orang tua merka telah tiada.

Beberapa bulan kemudian, dias sudah dapat ikhlas dan menerima orang tuanya telah tiada. Kini dias sudah mau bersekolah sudah tersenyum kembali dengan manisnya..
   Randa sungguhlah bahagia, melihat adik kecilnya sudah kembali menemukan senyumannya kembali dengan harapan baru randa dan dias menjalani hidup baru yang akan penuh senyuman dan tawa.

#Jadi tersenyumlah


KERETA API 
 
Ku terdiam dalam benakku bertanya dimana aku sekarang berada, yang ku lihat hanya lah orang yang lalu lalang dan melihatku dengan heran. Suara yang amat keras terdengar dari kejauhan ebuah kereta api bertenaga uap datang, orang yang lalu lalang itupun pergi satu persatu meninggalkan ku yang jatuh terduduk ditanah, seorang pemuda  menolong dan membimbingku ke sebuah tempat duduk sambil bertanya
“mbak tidak apa-apa ?” tanyanya padaku
Aku Cuma dapat menggelengkan kepalaku dan berkata “ terimakasih”,
Lalu ia bertanya lagi “ mbak sedang menunggu seseorang ?”
“ia…”
“klau begitu hati-hati ya mbak ramai-ramai seperti in ada pencopet”
“ia.. terimakasih”
Pemuda itupun pergi. “tuuut…tuut…” suara kereta yang menendakan ia akan berangkat kembali.
     Badanku sempoyongan, mungkin karna sebelumnya belum sempat untuk makan karna mengejarkereta adik ku akan tiba,, karna di buan ini bulan libur sekolah ia pun pulang.

    Selagi menunggu adikku, aku meihat penjual roti akupun mengambil beberapa bungkus roti dan memakan nya dengan lahap, hingga perutku pun kenyang, aku pun bermaksud untuk membayarnya dan bertanya
“berapa semuanya mbak ?”
“sama air, Rp.6000,- saja.” Ku masukkan tangan kananku kedalam tas, meraba-raba dompet,”loh..mana kok ngak ada ?”
Disaku celana juga ngak ada atau aku menjatuhkannya atau jangan-jangan…”
“dompetku di curi oleh lelaki tadi…” pikir burukku.
“mana mbak uangnya?”
“aduh dompet saya sepertinya hilang  ada yang nyuri tadi mbak…?”
“terus gimana dong dagangan saya..???, mbak udah memakanna lhoh..”kata penjual kesal.

“ini dompetnya mbak..” tiba-tiba datang dari samping dan menyodorkan dompetku..
“wah..ini dompet saya kamu mencurinya ya..?!”
“maaf mbak kalau saya yang nyuri ngapain saya repot-repot menggembalikan nya kembali..”
“ia benar juga..!”
“ tadi terjatuh, saya melihatnya.. saya panggil mbak ngak dengar..!”jelas pemuda itu.
“aaa.. maafkan saya terimakasihya..”
“ia.. sama-sama, mbak”
Aku pun mengeluarkan uang Rp.6.000,- dan memberikannya pada penjual roti.
  
 Beberapa menit kemudian, suara yang kukenal terdengar di telingga ku
“KAKAK….!!!”
Ku melihat kearah asal suara itu, ya.. itu adikku tersayang yang kutunggu tunggu, dan pemuda yang mengembalikan dompetku itu sudah pergi menghilang.
Aku pun pulang bersama adikku, beberapa menit dalam perjalanan akhirnya sampai deh..
*************
     Mentari menampakkan ajahnya kembali, ayampun berkokok membangunkan orang dari tidurnya seiring dengan azan mesjid dekat rumahku, sungguh besar nikmat anugrah yang maha mencipkatan. Hari-haripun dimulai kembali namun ada kabar duka yang dapat saat membuka pesan singkat di handphone ku tetulis nama salah seorang teman sekelasku saat di sma yang memberi kabar bahwa salah seorang ayah dari teman ku sma, meninggal dunia. Aku pun mulai menggetikkan huruf-huruf yang menjadi rangkaian kata bahwa aku juga ikut berduka atas kejadian itu.

      Pesan singkat lain datang dari teman dekatku namun bukan sahabat, bahwa ia juga ingin menggunjungi teman yang kemalangan. Kami pun berdua membuat janji untuk berkunjung kerumahnya, dan mencoba untuk menghiburnya agar ia tidak merasa sedih lagi.
     Dalam perjalanan pulang kami melintasi stasiun kereta api. Stasiun itu adalah jantung transportasi di dekat rumahku, ada juga yang lain namun jauh dari rumah, bila ingin kekota harus menggunakan kereta api.

Setelah sampai dirumah handphone ku tiba-tiba berdering dengan sigapnya ku angkat “ia..”, telpon itu dari pimpinan tempatku bekerja, dan ia mengatakan bahwa diriku dipindahkan kerja kekota, berat rasanya untuk pergi namun ada rasa yang mendukung.
     Dengan restu dan izin dari orang tua yang mengerti dan mendukung kupun melangkah pergi dengan membawa barang-barangku, namun tak perlu kawatir sekali seminggu aku akan pulang untuk mereka. Adikku datang malah aku yang akan pergi kataku dalam hati. Walau berat rasanya kalau mereka bahagia tak apa.

    Pukul 08:06 wib, keretaku belum juga tiba seharusnya ia sudah ada pukul 08:00 wib tepat, semua penumpang sudah tampak gelisah diwajah mereka karna kereta yang ditunggu belum jga tiba. Para penjual makanan semakin keras berteriak menjajakan makanannya, terasa kering tenggorokan ku ini menunggu kereta tiba.
Kuputuskan membeli sebotol minuman dingin, suara orang yang resah menunggu kereta sungguh memekak kan telingga, ku sumbat telinggaku dengan kain jilbab yang kukenakan “lumayan enak jadinya..”
Kususuri satu persatu orang-orang yang banyak itu demi mendpatkan sebotol air dingin,” hu…. Nikmat sekali rasanya air ini “ lalu membayar air ini.

    Ku lihat jam besar yang ada di dinding stasiun yang sudah berada disana sebelum ku lahir masih terlihat bagus dan indahnya, waktu menunjukkanpukul 08:14 wib “wah..terlambat betul nih kereta....”
Kata seorang wanita yanga da disampingku yang mencoba mengajakku untuk berbicara, mungkin ntuk menghlangkan suntuknya,
“saya kesini lagi nungguin anak saya.. karna hari liburan sekolah..!”

“ia buk..klau saya mau pergi ke kota..”
“ibuk kesini sendirian.??”
“ia.saya tinggal dengan suami saya dan anak saya sekolah di kota, suami saya lagi kerja membajak sawah jadi saya yang jemput habis memasak tadi..”
“jam segini ibuk sudah selesai masak, cepat ibuk masaknya ??”
“klau..tidak begitu, saat anak saya sampai dirumah dia malah kelaparan p-ula karna saya belum masakin..”
“Ooo..ia ya buk..”

    Kulihat dari ibuk ini, ia sepertinya amat merindukan anaknya, dalam sekali ia berkata matanya berkaca-kaca mengkin saat anaknya turun dari kereta ia kan langsung memeluk anaknya itu.
    Kupandangi jalur rel kereta datang, namun belum kulihat juga rangkaian besi tua itu, memang sudah tua entah berapa umurnya, namun besi tua itu lah yang kami tunggu-tunggu. Ibu yang disampingku terus saja bercerita tentang anaknya itu dan sesekali membicarakan tingkah laku suaminya yang belakangan ini mulai sakit-sakitan.

  Aku hanya bisa menganggukan kepala saja dan sesekali berkata iya, para penumpang yang sudah membeli tiket atau pun yang ingin menjemput seseorang atau keluarganya semakin resah dengan keterlambatan kereta yang begitu lama, ku pun menoleh kembali kearah jam besar di dinding tembok stasiun yang menunjukkan waktu sudah pukul 08:43 wib
“wah..ini sungguh keterlambatan yang sangat mengherankan sekali, biasanya hanya terlambar lima menit saja namun ini sudah empat puluh tiga menit” kataku dalam hati.

“jangan-jangan ada keceakaan..” kataku tanpa sadar
“kecelakaan dek..?”Tanya wanita disampingku
“ehee..blum tau juga buk, itu Cuma prasangka saya saja, mudahan aja tidak..”
Namun wanita yang disampingku tampak cemas, “ tenng ya buk itu Cuma prasangka buruk saya saja dan…..”

Belum selesai aku melanjutkan perkataan ku, kabar buruk itu benar-benar terjadi, petugas stasiun kereta member kabar informasi melalui mikrofon bahwa kecelakaan dipertenggahan antara stasiun tempatku berada dan kota, rel kereta api putus karna beberapa buah dari baut rel telah hilang…

    Seraya wanita disampingku ini berteriak memanggil anaknya “ ANAKKU…!”
Aku mencoba untuk menenangkan dirinya, mendengar informasi yang diberikan seluruh orang yang sedang menunggu keluarga atau pun kenalan nya berterikan dan panik semua..“papa..papaku dikereta..!!!”
“haaaaa…!!”, “keretanya kecelakaan..keretanya kecelakaan..!!”

Aku berusaha untuk menenangkan wanita yang sampingku ini, “buk.. sudah buk..!”
“anakku ada di kereta…!”
“mungkin anak ibuk ngak jadi naik..”
“ngak.. kemarin katanya akan berangkat hari ini dengan kereta itu..!!”

Kuberusaha terus untk tetap menenangkan wanita ini, namun ia tidak berhentinya histeris memanggil nama anaknya..” ADAM…adam anakku..!!”
Aku tidak tau lagi apa yang akan kulakuakan, tiba-tiba petugas stasiun memberi tahukan penggumuman bahwa sudah ada 38 orang yang dievakuasi dalam kecelakaan dan selebihnya belum dapat diketahui , tim penyelamat sedang berusaha untuk mengevakuasi seluruh penumpang kereta.

     Mendengar penggumuman itu, aku menggajak wanita itu untuk mendengarkan daftar nama penumpang yang uda dievakuasi, namun nama adam anak dari wanita ini belum ada. Ia bertambah panik karnanya ku juga ikutan panik.

   “ coba dihubungi saja.. mana tau ia tidak jadi berangkat hari ini” suara seorang pemuda dari belakangku..
“iya.. buk ada nomor anak ibuk yang dapat dihubungi..”
“ha.. iya..iaya ada..”
Wanita itupun dengan wajah penuh harapn mencari nomor telepon anaknya yang ia tulis diselembaran kertas, “ nah ini dia dek..”
Akupun mencoba untuk menghubunginya.., namun tidak masuk dan ku coba untuk yang dua kalinya.. “tuuut..tuuut…”
“ wah ini masuk bu..” “hallo ini siapa ?”
“ini adam, maaf ini siapa ya..?”
“benar ini adam..?”
“ia, ini siapa ya..?”

 segeraku berikan handphoneku kepada wanita, ibu adam yang kuhubungi ini..
“betapa gembiranya ia mendengar suara anaknya itu, “maaf buk, adam sama sekali belu kasi kabar! Adam kesiangan jadi ditunda nanti siang baru kesana buk..!, ibuk pasti capek nunggu adan di stasiun ya.. maaf ya buk…”
“tidak malah ibuk bersyukur.. kereta apinya kecelakaan pagi inij rel keretanya putus, untung lah kamu tidak ada didalamnya..”

    Melihat wanita itu senangahatikupun bahagia melihatnya, betapa bersyukurnya abuk itu anaknya tidak apa-apa, “syukurlah anak ibu itu tidak jadi berangkat “ kata pemuda yang ada dibelakangku, aku menoleh kebelakang..
“hei.. kamu..!, yang kemarinkan “ “ia.. “, “ terimakasi atas saranmu, aku sempat kebingungan juga..”,” ya.. sama-sama..”

   Bersyukur sekali wanita ini, karna hanya sedikit orang yang beruntung wanita ini, masih banyak orang yang histeris memanggil-manggil nama keluarga ataupun kenalannya. Akupun pulang karna kereta yang ingin kutumpangi kecelakaan ada rasa bahagia dalam hati karna aku ngak jadi pergi kekota dan dapat tetap dirumahku berkumpul bersama keluarga dan juga ada rasa yang amat sedih karna ikut merasakan kesedihan orang-orang yang jadi korban.

Aku pun pulang bersama wanita yang kini sudah lega anaknya tidak apa-apa dan pemuda yang membantuku dan memberiku saran yang bagus, namun sepertinya ia mengenaliku…??

1 komentar: