Kamis, 23 Mei 2013

air matamu


bunga melati
 Assalamualaikum...
Para pembaca sekalian moga dalam keadaan sehat ya...
nah, ini adalah karya pertamaku yang ku masukkan moga pembaca suka :)









 
  AIR MATAMU

tetesan air yang terbecik ditanah, dedaunan bagai kan melody nan indah didengar namun membuat gadis kecil menangis akan bayangan mengingat saat kejadian dimana merenggut kedua orang tuanya, kini ia sendiri berdua dengan sang kakak…, sekarang kebahagian yang telah ia sarakan kini hilang hanya sepi yang mengarungi hatinya…

     Betapa hati gadis kecil yang baru beranjak umur 8 tahun yang membutuhkan kasih saying sebuah keluarga, namun skarang harus menjalani hidup dengan usaha sendiri…..
 “Hujan….”Sambil menengadahkan tangannya ke air yang bercucuran diatap,,, wajahnya berubah seakan dapat dapat merasakan suatu yang dapat membangkitkan dirinya, tak sadar kakinya melangkah kegenangan air hujan seluruh tubuhnya basah,
     namun ia malah merasa kegirangan dan bernyanyi- nyanyi riang, ia hentakkan kakinya ke genangan iar, menampungkan air itu ketangannya begitu gembira hatinya seakan terlepas dari jeruji yang memenjarakan dirinya…

     Waktu berselang seorang anak laki-laki datang menghampiri dirinya, menarik lengan tangan si gadis keteras dan memberikan sehelai handuk “Ini… dias, cepat pakailah handuk ini ya… nanti kamu sakit lhoh..” sambil mengulurkan handuk.

    Dias adalah nama gadis kecil itu.. dias hanya tersipu malu, lalu karna hujan semakin deras dias menarik kembali lengan tangan randa dan mengajak untuk ikut bergabung..

”Kak randa…ayo kita main hujan…...hujan…….”
“dias nanti kamu bisa sakit..”
“ngak..! hujan …hujan… HUJAN TERIMAKASIH YA…”
“Dias kamu bilang apa ayo kita keteras, dias..!?”

     Tiba-tiba hentakan kaki dias terhenti raut wajahnya kini berubah muram kembali…perlahan dias kembali keteras, wajah yang riang surut entah kemana, menutup matanya yang sipit tangan yang tadinya kuat kini terkulai lemas, randa yang melihat terheran karnanya dengan refleknya tangan randa memegangi tubuh kecil  dias yang terkulai lemas tak dapat menahan tubuhnya lagi .
     Perlahan kesadaran dias hilang, pandangan menjadi gelap dan samar-samar , suara randa yang memanggil nya perlahan-lahan menghilang…
     Air hujan tetap turun dengan derasnya, menambah suasananya menjadi sangat meneganggangkan..

“ Dias… dias….”

     Suara seseorang yang lembut mengiang-ngiang ditelingannya, mata yang layu ia coba untuk perlahan lahan dias membuka kedua matanya…, walau samar-samar ia dapat melihat,

“Pelan-pelan saja ya…”

 Suara lembut itu lagi, dias membuka matanya dengan perlahan –lahan dan dapat melihat leluasa kembali.

     Lampu yang ada diatap membuat silau matanya, ia menadahkan kesamping ada randa

“ooh ia, dias main hujan (dalam hati dias),

“ Dias…., dias dah bangun ya..” dengan menebar senyum dias berkata “ iya..”

“kalau gitu dias harus banyak istirahat ya..”
“iya..” dias memandang randa
“ada apa dias..?”
“ maaf, terimakasi..”.( tersenyum)

*********
Hari berikutnya. Dias sudah ada dirumahnya dias hanya menatap kearah jendela yang ada sisampingnya saja.. tanpa henti-henti menatap seharian randa dating dengan sepiring bubur dan segelas  air ditangan nya, ia kasihan melihat dias yang terpaku diam menatap jendela seharian,
     Meletakkan piring dan segelas diatas meja yang ada disamping jendela,,

“Dias…, makan dulu ya..”
Dias menggelenmgkan kepalanya saja, dan terus menatap jendela.

“Dias…., makan ya.., biar dias ada tenaga nanti kita bias main sama-sama lagi,,”( randa membujuk dias)
Namun matanya dias tiba-tiba berbionar-binar dan meneteskan iar mata yang memnasahi pipinya, randapun bertanya,,

“Ada apa dias..??, kenapa dias diam saja ? kenapa dias menanggis?”, randa menolehkan wajah dias kearahnya, dan diaspun menutup wajahnya itu dengan tangan yang pucat menggigil,,,

“Dias..!” teriak randa
“IBU… IBU… IBU….”
Dias menanggis meraung-raung sambil berlari ke halaman rumahnya randa bergegas mengikuti adiknya itu.

“DIAS… DIAS..!!”
Randa berhasil menyusul adiknya, dan menangkap tubuh kecil dias , lalu randa memeluknya dengan penuh kasih saying, untuk dapat menenangkan hati adiknya tersayang itu,,

     Gelappun  datang bintangpun bertaburan dilangit, dan bulan tersenyum kepada mereka berdua, suasana haru menyelimuti malam itu,,, dias yang lelah tertidur lelap dipangkuan randa, sungguh hari yang melelahkan…

*********
“Klik..”
“Pintu sudah dikunci, dias ayo..”

     Randa ingin sekali dias dapat bermain dan bergembira lagi, maka iapun memutuskan untuk membawa dias pergi dari rumah yang mereka tempati sekarang ini,,

     Agar dias dapat melupakan dan menjadi lebih baik dari sebelumnya, namun hal itu menambah dias menjadi parah lagi,, dalam perjalanan menuju rumah yang baru dias meraung-raung kencang,,, meronta-ronta sampai randa kerepotan akibat adiknya itu,,, ia binggung apapun yang ia lakukan tidak dad berhasil untuk adiknya,, maka untuk terakhir kalinya randa memutuskan untuk menitipkan dias dirumah adik ayahnya, tante sarah… dan randa akan pergi untuk mencari biaya untuk dias because, uang pun sudah menipis.

     “Assalamualaikum…”
     “Waalaikumusalam, randa ayo masuk-masuk..”

Tante sarah menerima mereka dengan baik, dan setelah berbicara tante sarahpun mengerti dan akan menjaga dias dengan baik seperti anaknya sendiri,,, lagi pula ka nada Irma anak tante sarah yang setahun dari umur dias yang dapat menjadi teman bermain dias,,
     Tante sarah seorang janda beranak satu, suaminya telah meninggal dunia karna kecelakaan lalulintas.
     Dias hanya duduk diam mendengarkan kesua orang dewasaitu berbincang,,tiba-tiba tante sarah memandangi dias dan mengelus elus kepala sang anak,,,

“Baiklah tante , randa pergi dulu ya.. randa titip dias…”
“Ia hati-hati ya randa..”sambil tersenyum

     Randa memandang dias dan berkata..
“ dias, abang mau pergi,,, dias tinggal disini ya.. sama tante sarah dan juga Irma ya..”
“Hmm.. abang mau kemana..? dias ikut..”
“Dias akan pergi mencari rezeki untuk dias, jagi satu tahun sekali abang akan pulang untuk menemui dias, karna itu dias baik-baik ya disini..”

“DIAS  MAU IKUT, DIAS MAU IKUT…!?”
Dengan menarik-narik lengan baju randa,” dias, bang randa sayang sama dias.. abang sudah tak tau mau bagaimana lagi, walau kita jauh dias masih bias telpon bang randa kan..?, jadi baik-baik ya..”

Denagn terisak –isak” abang cepat pulang ya…”
“oh ya.. tante ini ada uang untuk jajan dias ya tante”( randa menyodorkan sejumlah uang kepada tante)
“ tapi ongkos kamu randa..?”
“tenang te.. ada kok ya..”(terseyum)

     Randa pun pamit dan pergi, ia akan kembali sekali dalam setahun untuk melihat adiknya itu,,,

*********
Namun semua itu hanya membuat dias semakin kesepian,, entah apa yang sedang di rasakan dias didalam hatinya itu,,
     Tante sarah memperlihatkan kamar untuk dias, bersama-sama dengan Irma anak dari tante sarah dan ardi suaminya yang sedang ada di luar kota.

     Dias pun masuk kedalam kamar meletakkan barang bawaan nya,, l;alu berjalan kearah jendala yang menghadap kearah jalan,,

“Assalamualaikum,, Irma pulang bu….”, Irma pun masuk kedalam rumahnya habis bermain dengan teman-temannya… ia tak melihat ibunya, irmapun memasuki kamarnya..
     Betapa kagetnya Irma siapa yang ditemuinya di kamar.. dias yang berdiri terpaku melihat keluar jendela, perlahan Irma mendekati dias yang hanya terdiam saja dari tadi..
  
“Dias…?” suara Irma dengan nada rendah,, dias tak menolehkan wajahnya kearah Irma yang sedang menyapa dirinya itu,,

     Irma pun memanggil nama dias untuk yang kedua kalinya, “Dias..?” tak ada sahutan sama sekali Irma pun menolehkan wajahnya kearah dias,,

“Hai.. apa kabarmu?? Kapan tiba…?”
“Dias…!?”

“Hmm…” dias mulai menoleh kearah Irma..
“Hai…., “ hanya kata itu yang terdengar, setelah itu dias diam lalu melangkah kan kaki nya ke tempat tidur dan perlahan membaringkan tubuhnya itu…

     Tak terasa waktu berlalu senja kinipun datang dengan sendirinya,, tante sarah sedang mempersiapkan makan malam,,,

Kumandang azan pun berbunyi,,, tante sarah memanggil Irma dan dias untuk sembahyang…
Namun tetap saja dias hanya termenung dan diam tanpa ekspresi,,,

     Tante sarahpun shalat dengan Irma, dias melihatnya saja dengan penuh perhatian seakan-akan terbanyang akan dirinya dan ibunya saat masih bersama dahulunya,,

     Mata dias melihatnya dengan penuh tatap… namun yang dilihat bukanlah ibunya melain kan tante sarah… lagi-lagi dias meneteskan iar matanya….

Selesai shalat dan selesai makan,, Irma menggikuti dias yang pergi menuju kamar,,,

“ Hai,, dias.. kenapa sih kamu seperti ini...?, dulu kamu adalah anak yang ceria kita sering bermain bersama-sama.. hmm.. gi mana kalau besok kita main..ya..?”

“Dias..?”, ya besok kita main kamu jangan sedih, kalau kamu sedih pasti mama dan ayahmu sedih juga kan melihat dirimu seperti ini jadi besok kita main ya..?”

Dengan nada tinggi tiba-tiba dias berteriak “KAMU TAU APA!”
     Mendengar nada dias tiba-tiba membentak dan marah, Irma pun meninggalkan dias untuk sendiri. “dias kanapa kamu menjadi seperti ini ??” pikir Irma dalam hatinya kenapa dias berubah ini bukan dias yang sebelumnya ia kenal, Irma tidak tau apa yang ingin ia lakukan agar dias kembali seperti dulu walau pun ia harus mendengar cerewet dias yang selalu membuat rebut,,,
Sungguh Irma tidak mengerti, pamtas saja kakaknya sendiri sudah kewalahan melihat tingkahnya seperti itu,,

     Keesokan harinya, Irma dan ibunya diam-diam mengintip dias yang ada di kamarnya,, saat itu kamar dias penuh dengan lukisan sketsa wajah sang bundanya yang ia rindukan selama ini, sulit bagi dias untuk membenarkan kepergian kedua orang tuanya,, Namun Irma juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh dias…

     Semakin lama dias semakin menjengkelkan sekali ulahnya sungguh kelewatan,, dan pada suatu saat tibe-tibe ia jatuh sakit dengan segera kak randapun datang dan membawa sang adik kerumah sakit…

     Dias sudah tak sadarkan dirinya,, dalam perjalanan kerumah sakit dias selalu memanggil ibu dan ayahnya,, “ ibuuu….ayahh..” lalu memeteskan ai matanya lagi, sungguh keadaan itu membuat kak randa gelisah dan tak tau apa yang akan terjadi,,
 
     “Diass,,, sayang kakak… jangan seperti ini ya sayang..”, kata randa dengan lemah lembutnya ia pun menggenggam tangan sang adiknya itu.
“Kakak dias kangen mama sama ayah,,”, “Dias ingin bertemu dengan mereka kak randa..!”,

bersambung.....

1 komentar: