|
bunga melati |
Assalamualaikum...
Para pembaca sekalian moga dalam keadaan sehat ya...
nah, ini adalah karya pertamaku yang ku masukkan moga pembaca suka :)
AIR MATAMU
tetesan air yang terbecik ditanah, dedaunan
bagai kan melody nan indah didengar namun membuat gadis kecil menangis akan
bayangan mengingat saat kejadian dimana merenggut kedua orang tuanya, kini ia
sendiri berdua dengan sang kakak…, sekarang kebahagian yang telah ia sarakan
kini hilang hanya sepi yang mengarungi hatinya…
Betapa hati gadis kecil yang
baru beranjak umur 8 tahun yang membutuhkan kasih saying sebuah keluarga, namun
skarang harus menjalani hidup dengan usaha sendiri…..
“Hujan….”Sambil
menengadahkan tangannya ke air yang bercucuran diatap,,, wajahnya berubah
seakan dapat dapat merasakan suatu yang dapat membangkitkan dirinya, tak sadar
kakinya melangkah kegenangan air hujan seluruh tubuhnya basah,
namun ia malah merasa
kegirangan dan bernyanyi- nyanyi riang, ia hentakkan kakinya ke genangan iar,
menampungkan air itu ketangannya begitu gembira hatinya seakan terlepas dari
jeruji yang memenjarakan dirinya…
Waktu berselang seorang anak
laki-laki datang menghampiri dirinya, menarik lengan tangan si gadis keteras
dan memberikan sehelai handuk “Ini… dias, cepat pakailah handuk ini ya… nanti
kamu sakit lhoh..” sambil mengulurkan handuk.
Dias adalah nama gadis kecil
itu.. dias hanya tersipu malu, lalu karna hujan semakin deras dias menarik
kembali lengan tangan randa dan mengajak untuk ikut bergabung..
”Kak randa…ayo kita main hujan…...hujan…….”
“dias nanti kamu bisa sakit..”
“ngak..! hujan …hujan… HUJAN TERIMAKASIH YA…”
“Dias kamu bilang apa ayo kita keteras, dias..!?”
Tiba-tiba hentakan kaki dias
terhenti raut wajahnya kini berubah muram kembali…perlahan
dias kembali keteras, wajah yang riang surut entah kemana, menutup matanya yang
sipit tangan yang tadinya kuat kini terkulai lemas, randa yang melihat terheran
karnanya dengan refleknya tangan randa memegangi tubuh kecil dias yang terkulai lemas tak dapat menahan
tubuhnya lagi .
Perlahan kesadaran dias
hilang, pandangan menjadi gelap dan samar-samar , suara randa yang memanggil
nya perlahan-lahan menghilang…
Air hujan tetap turun dengan
derasnya, menambah suasananya menjadi sangat meneganggangkan..
“ Dias… dias….”
Suara seseorang yang lembut
mengiang-ngiang ditelingannya, mata yang layu ia coba untuk perlahan lahan dias
membuka kedua matanya…, walau samar-samar ia dapat melihat,
“Pelan-pelan saja ya…”
Suara lembut itu lagi, dias
membuka matanya dengan perlahan –lahan dan dapat melihat leluasa kembali.
Lampu yang ada diatap membuat
silau matanya, ia menadahkan kesamping ada randa
“ooh ia, dias main hujan (dalam hati dias),
“ Dias…., dias dah bangun ya..” dengan menebar senyum dias berkata “
iya..”
“kalau gitu dias harus banyak istirahat ya..”
“iya..” dias memandang randa
“ada apa dias..?”
“ maaf, terimakasi..”.( tersenyum)
*********
Hari berikutnya. Dias sudah ada dirumahnya dias hanya menatap kearah
jendela yang ada sisampingnya saja.. tanpa henti-henti menatap seharian randa
dating dengan sepiring bubur dan segelas
air ditangan nya, ia kasihan melihat dias yang terpaku diam menatap
jendela seharian,
Meletakkan piring dan segelas
diatas meja yang ada disamping jendela,,
“Dias…, makan dulu ya..”
Dias menggelenmgkan kepalanya saja, dan terus menatap jendela.
“Dias…., makan ya.., biar dias ada tenaga nanti kita bias main sama-sama
lagi,,”( randa membujuk dias)
Namun matanya dias tiba-tiba berbionar-binar dan meneteskan iar mata
yang memnasahi pipinya, randapun bertanya,,
“Ada apa dias..??, kenapa dias diam saja ? kenapa dias menanggis?”, randa
menolehkan wajah dias kearahnya, dan diaspun menutup wajahnya itu dengan tangan
yang pucat menggigil,,,
“Dias..!” teriak randa
“IBU… IBU… IBU….”
Dias menanggis meraung-raung sambil berlari ke halaman rumahnya randa
bergegas mengikuti adiknya itu.
“DIAS… DIAS..!!”
Randa berhasil menyusul adiknya, dan menangkap tubuh kecil dias , lalu
randa memeluknya dengan penuh kasih saying, untuk dapat menenangkan hati
adiknya tersayang itu,,
Gelappun datang bintangpun bertaburan dilangit, dan
bulan tersenyum kepada mereka berdua, suasana haru menyelimuti malam itu,,,
dias yang lelah tertidur lelap dipangkuan randa, sungguh hari yang melelahkan…
*********
“Klik..”
“Pintu sudah dikunci, dias ayo..”
Randa ingin sekali dias dapat
bermain dan bergembira lagi, maka iapun memutuskan untuk membawa dias pergi
dari rumah yang mereka tempati sekarang ini,,
Agar dias dapat melupakan dan
menjadi lebih baik dari sebelumnya, namun hal itu menambah dias menjadi parah
lagi,, dalam perjalanan menuju rumah yang baru dias meraung-raung kencang,,,
meronta-ronta sampai randa kerepotan akibat adiknya itu,,, ia binggung apapun
yang ia lakukan tidak dad berhasil untuk adiknya,, maka untuk terakhir kalinya
randa memutuskan untuk menitipkan dias dirumah adik ayahnya, tante sarah… dan
randa akan pergi untuk mencari biaya untuk dias because, uang pun sudah
menipis.
“Assalamualaikum…”
“Waalaikumusalam, randa ayo
masuk-masuk..”
Tante sarah menerima mereka dengan baik, dan setelah berbicara tante
sarahpun mengerti dan akan menjaga dias dengan baik seperti anaknya sendiri,,,
lagi pula ka nada Irma anak tante sarah yang setahun dari umur dias yang dapat
menjadi teman bermain dias,,
Tante sarah seorang janda
beranak satu, suaminya telah meninggal dunia karna kecelakaan lalulintas.
Dias hanya duduk diam
mendengarkan kesua orang dewasaitu berbincang,,tiba-tiba tante sarah memandangi
dias dan mengelus elus kepala sang anak,,,
“Baiklah tante , randa pergi dulu ya.. randa titip dias…”
“Ia hati-hati ya randa..”sambil tersenyum
Randa memandang dias dan
berkata..
“ dias, abang mau pergi,,, dias tinggal disini ya.. sama tante sarah dan
juga Irma ya..”
“Hmm.. abang mau kemana..? dias ikut..”
“Dias akan pergi mencari rezeki untuk dias, jagi satu tahun sekali abang
akan pulang untuk menemui dias, karna itu dias baik-baik ya disini..”
“DIAS MAU IKUT, DIAS MAU IKUT…!?”
Dengan menarik-narik lengan baju randa,” dias, bang randa sayang sama
dias.. abang sudah tak tau mau bagaimana lagi, walau kita jauh dias masih bias
telpon bang randa kan..?, jadi baik-baik ya..”
Denagn terisak –isak” abang cepat pulang ya…”
“oh ya.. tante ini ada uang untuk jajan dias ya tante”( randa
menyodorkan sejumlah uang kepada tante)
“ tapi ongkos kamu randa..?”
“tenang te.. ada kok ya..”(terseyum)
Randa pun pamit dan pergi, ia
akan kembali sekali dalam setahun untuk melihat adiknya itu,,,
*********
Namun semua itu hanya membuat dias semakin kesepian,, entah apa yang
sedang di rasakan dias didalam hatinya itu,,
Tante sarah memperlihatkan
kamar untuk dias, bersama-sama dengan Irma anak dari tante sarah dan ardi
suaminya yang sedang ada di luar kota.
Dias pun masuk kedalam kamar
meletakkan barang bawaan nya,, l;alu berjalan kearah jendala yang menghadap
kearah jalan,,
“Assalamualaikum,, Irma pulang bu….”, Irma pun masuk kedalam rumahnya
habis bermain dengan teman-temannya… ia tak melihat ibunya, irmapun memasuki
kamarnya..
Betapa kagetnya Irma siapa
yang ditemuinya di kamar.. dias yang berdiri terpaku melihat keluar jendela,
perlahan Irma mendekati dias yang hanya terdiam saja dari tadi..
“Dias…?” suara Irma dengan nada rendah,, dias tak menolehkan wajahnya
kearah Irma yang sedang menyapa dirinya itu,,
Irma pun memanggil nama dias
untuk yang kedua kalinya, “Dias..?” tak ada sahutan sama sekali Irma pun
menolehkan wajahnya kearah dias,,
“Hai.. apa kabarmu?? Kapan tiba…?”
“Dias…!?”
“Hmm…” dias mulai menoleh kearah Irma..
“Hai…., “ hanya kata itu yang terdengar, setelah itu dias diam lalu
melangkah kan kaki nya ke tempat tidur dan perlahan membaringkan tubuhnya itu…
Tak terasa waktu berlalu
senja kinipun datang dengan sendirinya,, tante sarah sedang mempersiapkan makan
malam,,,
Kumandang azan pun berbunyi,,, tante sarah memanggil Irma dan dias untuk
sembahyang…
Namun tetap saja dias hanya termenung dan diam tanpa ekspresi,,,
Tante sarahpun shalat dengan
Irma, dias melihatnya saja dengan penuh perhatian seakan-akan terbanyang akan
dirinya dan ibunya saat masih bersama dahulunya,,
Mata dias melihatnya dengan
penuh tatap… namun yang dilihat bukanlah ibunya melain kan tante sarah…
lagi-lagi dias meneteskan iar matanya….
Selesai shalat dan selesai makan,, Irma menggikuti dias yang pergi
menuju kamar,,,
“ Hai,, dias.. kenapa sih kamu seperti ini...?, dulu kamu adalah anak
yang ceria kita sering bermain bersama-sama.. hmm.. gi mana kalau besok kita
main..ya..?”
“Dias..?”, ya besok kita main kamu jangan sedih, kalau kamu sedih pasti
mama dan ayahmu sedih juga kan melihat dirimu seperti ini jadi besok kita main
ya..?”
Dengan nada tinggi tiba-tiba dias berteriak “KAMU TAU APA!”
Mendengar nada dias tiba-tiba
membentak dan marah, Irma pun meninggalkan dias untuk sendiri. “dias kanapa
kamu menjadi seperti ini ??” pikir Irma dalam hatinya kenapa dias berubah ini
bukan dias yang sebelumnya ia kenal, Irma tidak tau apa yang ingin ia lakukan
agar dias kembali seperti dulu walau pun ia harus mendengar cerewet dias yang
selalu membuat rebut,,,
Sungguh Irma tidak mengerti, pamtas saja kakaknya sendiri sudah
kewalahan melihat tingkahnya seperti itu,,
Keesokan harinya, Irma dan
ibunya diam-diam mengintip dias yang ada di kamarnya,, saat itu kamar dias
penuh dengan lukisan sketsa wajah sang bundanya yang ia rindukan selama ini,
sulit bagi dias untuk membenarkan kepergian kedua orang tuanya,, Namun Irma
juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh dias…
Semakin lama dias semakin
menjengkelkan sekali ulahnya sungguh kelewatan,, dan pada suatu saat tibe-tibe
ia jatuh sakit dengan segera kak randapun datang dan membawa sang adik kerumah
sakit…
Dias sudah tak sadarkan
dirinya,, dalam perjalanan kerumah sakit dias selalu memanggil ibu dan
ayahnya,, “ ibuuu….ayahh..” lalu memeteskan ai matanya lagi, sungguh keadaan
itu membuat kak randa gelisah dan tak tau apa yang akan terjadi,,
“Diass,,, sayang kakak…
jangan seperti ini ya sayang..”, kata randa dengan lemah lembutnya ia pun
menggenggam tangan sang adiknya itu.
“Kakak dias kangen mama sama ayah,,”, “Dias ingin bertemu dengan mereka
kak randa..!”,
bersambung.....